Artikel

WPSC – APSA Planning Conference

5th World Planning School Congress (WPSC) berkolaborasi bersama 16th Asian Planning Schools Association Congress dalam kegiatan merayakan asosiasi pendidikan perencanaan global dalam mempromosikan kolaborasi yang lebih produktif antara kerjasama lembaga pendidikan perencanaan. Tema yang dibawakan pada acara ini adalah “Planning A Global Village: Inclusion, Innovation, and Disruption.”

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 29 Agustus hingga 2 September 2022 di Bali, Indonesia. Kongres ini terdiri dari 4 sesi yaitu Plenary Session, Parallel Session, GPEAN and APSA Meeting, dan Mobile Workshop. Pada acara ini dihadiri secara langsung oleh beberapa pembicara dari berbagai asosiasi perencanaan yang terdiri dari Prof. Eduardo A.C. Nobre (GPEAN/ANPUR), Prof. Alan Mabin (AAPS), Prof. Deden Rukmana (ACSP), Prof. Maros Finka (AESOP), Prof. Kay Bergamini (ALEUP), Prof. Gabriela Quintana Vigiola (ANZAPS), Prof Young-Sung LEE (APSA), Prof. Iwan Rudiarto (ASPI), dan dihadiri secara online oleh Prof. Marco Cremaschi APERAU), Prof, Arzu Basaran-Uysal.

Gambar 1. Sesi foto bersama dalam kegiatan APSA Planning Conference

Kongres ini dihadiri oleh 810 peserta dari 44 negara secara keseluruhan dan sekitar 400 peserta berpartisipasi langsung di Bali. Salah satu yang menghadiri kongres ini ada Kepala Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Prof. Ir. Winny Astuti, M.Sc., Ph.D.

Gambar 2. Kepala Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UNS, Prof. Ir. Winny Astuti, M.Sc., Ph.D.

Prof. Ir. Winny Astuti, M.Sc., Ph.D. tidak hanya menghadiri kongres tersebut, tetapi juga memaparkan materi pada sesi Mobile Workshop yang berjudul “Model of Adaptive Creative Economic Activity for Supporting a Resiliency Tourism Kampung in the Era of Covid-19 Pandemic.” materi yang disampaikan berkaitan dengan kondisi pandemi yang mempengaruhi dunia perencanaan yang secara spesifik membahas perencanaan dengan konsep resilient pada studi kasus Jayengan Kampung Permata (JKP) yang terletak pada Kota Surakarta. Tujuan dari studi kasus ini untuk menerapkan konsep resilience yang adaptif sebagai kampung wisata sesuai dengan tema pada WPSC-APSA yang diselenggarakan tahun ini.

Kongres APSA akan dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan kongres selanjutnya akan diadakan di Bangkok, Thailand pada tahun 2024, dan di Hongkong pada tahun 2026.

 

Kontributor : Nyimas Indri Sunjaya