“RSH (Resilient, Smart and Healthy) Concept ; New Normal, New City? ”

Pada hari Sabtu (21/11), Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS melalui kepanitian Plano In Action XI mengadakan kegiatan kegiatan PIA Talks. PIA Talks merupakan kegiatan pengkayaan ilmu berupa seminar yang dilakukan secara daring (Webinar) dengan pembahasan berfokus pada isu terbarukan yang dibicarakan dalam perspektif perkotaan.

PIA Talks dibagi menjadi empat webinar dengan satu Webinar utama yaitu “RSH (Resilient, Smart and Healthy) Concept : New Normal, New City?” dan 3 Webinar Panel yang diselenggarakan dalam satu waktu yang sama dengan pembicara dan peserta serta topik spesifik khusus yang bisa dipilih oleh para peserta webinar untuk memfokuskan pada suatu bahasan tertentu dari tema besar webinar utama yaitu RSH konsep. Ketiga topik bahasan yang akan dibawakan oleh pembicara pada webinar panel yaitu:

  1. Webinar Panel 1 mengusung tema “Resilient City : Masyarakat Tangguh di Masa Pandemi”.
  2. Webinar Panel 2 mengusung tema “Smart City : Menciptakan Inovasi Teknologi Menghadapi Pandemi”.
  3. Webinar Panel 3 mengusung tema “Healthy City : Strategi Kota Sehat Mendukung New Normal”.

PIA Talks dibuka oleh sambutan Dekan Fakultas Teknik UNS (Dr.techn. Sholihin As’ad, M.T.) dan Kepala Program Studi PWK UNS (Prof. Winny Astuti, M.Sc., P.hD.). Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyampaian dua materi yang dipandu oleh Dosen PWK UNS (Lintang Suminar,S.T.,M.URP.). Adapun dua materi yang disampaikan oleh Dosen PWK UGM (Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T.) mengulas konsep RSH sekaligus mengenali lebih dalam terkait konsep RSH serta penerapan di Indonesia mengenai konsep RSH untuk menghadapi pandemi dan new normal

“Resiliensi mulai diperhatikan dunia untuk perkembangan perkotaan, sebagai pelengkap Urban Agenda. Saat ini semakin berkembang dan marak didiskusikan yaitu Urban Tranformation. Resilient City dapat diartikan yaitu kota dengan kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan sistem sebuah kota yang dapat bertahan, beradaptasi, dan tumbuh terhadap tekanan yang terus menerus dan guncangan besar yang dihadapi.” tutur Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T.

Materi kedua disampaikan oleh Ketua IAP Jateng (Dr. Agung Pangarso, M.T.) yang membahas mengenai kondisi Indonesia ketika terjadi pandemi dan menghadapi new normal dari perspektif tata ruang perkotaan. Pada materi ini, Dr. Agung Pangarso, M.T. sangat mengangkat perihal struktur keruangan kota di kala pandemi.

“Kita harus berpikir kembali untuk memperbaiki struktur ruang agar tidak bergantung pada transportasi publik sebagai salah satu sarana yang berpotensi terjadinya penularan virus, apabila masih bergantung pun harus tetap menjalankan protocol kesehatan seperti membatasi jumlah penumpang. Perlu adanya pengoptimalan struktur ruang agar tidak menimbulkan pergerakan yang tinggi dengan memanfaatkan teknologi. Semoga dengan menurunnya penggunaan transportasi publik juga akan membawa dampak pengurangan penggunaan transportasi pribadi.” jelas Dr. Agung Pangarso,M.T.

Kedua pembicara sepakat bahwa RSH konsep merupakan konsep yang ideal dibutuhkan di kala pandemi ini. Pada kenyataan saat pandemic, daerah yang tidak pernah mengalami kebencanaan secara tidak langsung pun akan mulai menyadari akan peran penting ketiga konsep tersebut. Selain itu, konsep ini juga dapat dikembangkan untuk kehidupan di masa mendatang.