Pendampingan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) “Kembangkoe” Dalam Mewujudkan Penataan Kampung Bunga yang Berkelanjutan

(Surakarta, 05 September 2020) Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sedang dilaksanakan dengan lancar. Dalam rangka pendampingan kelompok swadaya masyarakat (KSM) Kembangkoe dalam mewujudkan penataan Kampung Bunga yang berkelanjutan maka diperlukan adanya peran dari masyarakat sebagai bentuk kontribusi dalam keberlangsungan program khususnya dalam program pembentukan kelompok kerja pembibitan bunga.

Potensi keberadaan green community dimiliki oleh komunitas masyarakat di Kampung Ngemplak RW 29 Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta. Kampung tersebut memiliki Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kembangkoe yang mendorong terbentuknya gagasan pembentukan Kampung Bunga. Walaupun Kampung Ngemplak RW 29 sudah memiliki potensi bagi pengembangan Kampung Bunga, namun masih memiliki sejumlah kendala. Kendala yang dimiliki yaitu kendala kekurangan dana, keterbatasan jejarning, dan keterbatasan kapasitas. Masyarakat di kampung ini secara umum merupakan komunitas masyarakat kampung kota yang awam terhadap kegiatan perkebunan sehingga secara teknis masyarakat belum memiliki kapasitas dan pengetahuan untuk membudidayakan bunga mawar, melati dan matahari.

Oleh karena itu, Tim Pengabdian, melaksanakan pengabdian masyarakat ini dengan beberapa program antara lain perbaikan dan pavingisasi di Taman May Virida yang berlokasi di Kampung Ngemplak RW 29. Pengabdian yang selanjutnya yaitu penambahan titik pengairan yang direalisasikan dengan penambahan kran yang awalnya hanya tersedia satu menjadi tiga titik. Penambahan 2 titik pengairan ini dilakukan secara bergotong royong oleh warga RW 29, Kelurahan Mojosongo. Tujuan dari penambahan titik pengairan yang tersebar di taman ini adalah agar dapat mempermudah pengairan taman khususnya saat pembibitan bunga melati, bunga matahari,dan bunga mawar.

Selanjutnya, terdapat program kerja yaitu pembuatan lahan untuk pembibitan . Pembuatan lahan untuk pembibitan ini dilakukan secara gotong royong oleh Warga RW 29, Kelurahan Mojosongo. Lahan yang diperlukan untuk pembibitan ini memiliki panjang kurang lebih 7 meter dan lebar kurang lebih 3 meter. Dengan luas 21 m2, lahan untuk pembibitan ini disusun dengan bambu sebagai tiang penguat dan paranet sebagai pelindung tanaman khususnya saat pembibitan atau pembenihan tanaman dan juga mampu menjaga dari paparan langsung terik matahari dan curah hujan yang dapat merusak tanaman.

Tanggapan yang baik dan terbuka diberikan oleh masyarakat serta Ketua RW 29, Kelurahan Mojosongo, “Terimakasih banyak, semoga apa yang diberikan dapat bermanfaat sebagaimana semestinya dan warga menjadi lebih aktif dan produktif” ungkap Bapak Sakimin sebagai Ketua RW 29, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

 

Leave a Comment