Makin banyaknya isu keruangan perkotaan pada saat ini dibutuhkan perhatian masyarakat luas untuk turut ikut serta dalam penyelesaiannya. Beberapa khalayak mungkin merasa bahwa urusan perihal isu keruangan kota adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada kenyataannya masyarakat merupakan pilar paling utama dalam penyelesaian isu perkotaan itu sendiri.
Walaupun informasi terkait isu-isu tersebut bisa dengan mudahnya diakses melalui internet, keinginan manusia untuk bertukar pikiran dengan orang lain dengan interest yang sama butuh disalurkan. Tidak banyaknya wadah untuk mendiskusikan perihal isu keruangan perkotaan bagi masyarakat merupakan sebuah masalah yang harus diatasi. Maka dari itu, Departemen Pendidikan dan Penalaran HMPWK UNS menyelenggarakan diskusi publik yang bernama Dialog Ruang yang bertemakan “Becoming a Responsible Millennial Urbanist”. Program kerja ini diharapkan mampu untuk menyalurkan ilmu, ide, gagasan serta solusi atas masalah keruangan kota dari masyarakat khususnya mahasiswa dan mahasiswi.
Acara Dialog Ruang berjalan sukses, tertib, aman, dan lancar, meskipun terdapat beberapa kendala di tengah keberjalanan acara dari persiapan sampai akhir keberlangsungan acara. Kegiatan ini dilaksanakan pada 17 Mei 2019 & 21 November 2019 bertempat di Nawasena Co-Working Space, Surakarta dengan sasaran mahasiswa Prodi PWK UNS itu sendiri dan mahasiswa umum. Pembicara dari kegiatan ini antara lain adalah aktivis mahasiswa yaitu Aruna Paksi Pradana, Pandu Dewa, Faith Silmi serta dosen di Prodi PWK UNS yaitu Bapak Tendra Istanabi dan Bapak Rama Permana Putra