PWK FT UNS – Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret mengikuti pembuatan infografis yang diikutsertakan dalam WPSC-APSA International Student Competition, yakni merupakan kompetisi mahasiswa perencanaan untuk mempresentasikan hasil karya perencanaan dalam menghadapi transformasi global pada World Planning School Congress yang ke-5 dan Asian Planning School Association Congress yang ke-16.
WPSC-APSA International Student Competition dengan tema “Penataan Ruang yang Inklusif dan Inovatif” dan subtema yang dipilih yaitu mengenai perubahan iklim dan lingkungan. Judul dari rencana wilayah mahasiswa tersebut adalah “Bosuka Nodal Region: The Satellite City of Surakarta”. Wilayah yang berkaitan dengan judul tersebut adalah Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar.
Infografis tersebut kemudian dipaparkan melalui media telekomunikasi MTATV dalam segmen acara IT (Informasi Teknologi) yang merupakan siaran televisi swasta yang berkaitan dengan dunia informasi teknologi yang sekaligus menjadi wadah bagi mahasiswa dalam menyalurkan ide-ide yang inovatif. Pemaparan tersebut diikuti oleh satu tim yang terdiri dari enam (6) orang yaitu Salma, Aldi, Almira, Iqbal, Sania, dan Ulya’ yang dimana ketika on-air terdapat 3 mahasiswa yang melakukan sesi diskusi yaitu Almira Nur Aryani Putri, Afiya Salma Dzahabiyya, dan Aldi Fauzan Mawardi.
Gambar 1. Siaran on-air mahasiswa PWK FT UNS dalam segmen Informasi Teknologi MTATV (8/9)
Studi yang dilakukan tersebut berangkat dari adanya peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah perencanaan yang berdampak pada meningkatnya angka kendaraan pribadi yang tidak didukung oleh sistem transportasi umum yang terintegrasi sehingga memicu peningkatan jumlah mobilitas kendaraan. Selain itu, wilayah perencanaan juga terhubung langsung dengan Kota Semarang, Kota Surakarta, dan Kota Yogyakarta, sehingga mengakibatkan arus lalu lintas padat. Terutama di kawasan ekonomi sekitar Pasar Kartasura yang selalu menimbulkan kemacetan.
Solusi dalam isu kemacetan dan lingkungan di Solo Raya ini adalah mengurangi emisi perkotaan melalui konsep kota kompak di dalam kota satelit tersebut (Reducing Urban Emissions through Compactness in Satellite Cities). Konsep kota kompak sendiri merupakan konsep penataan kota dengan membentuk lahan-lahan perkotaan seefisien mungkin untuk mampu menampung berbagai aktivitas manusia didalamnya dengan mengedepankan aksesibilitas yang baik dan penghematan energi.
Pada hal ini, dilakukan peningkatan jalur dan moda transportasi publik hijau yang terintegrasi dengan jalur-jalur penting yang ada di Kota Surakarta dan titik kawasan nodalnya. Bagaimana diupayakan kepentingan ekonomi dapat sinergis dengan kepentingan alam. Tujuannya tentu saja dalam rangka menyeimbangkan kapasitas lingkungan kita, kapasitas jalan, dan tentunya peningkatan produktivitas ekonomi dengan mengatasi kemacetan yang berpotensi terjadi.
Mahasiswa berharap bahwa nantinya hasil studi dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian terkait selanjutnya dan juga sebagai referensi bagi pemerintah dalam mengatasi dan memberikan solusi terkait permasalahan iklim dan lingkungan pergerakan aktivitas, serta mobilitas penduduk dalam suatu wilayah.
Kontributor : Almira Nur