ArtikelInfo

Pemberdayaan Masyarakat, Dosen PWK UNS Inisiasi Kegiatan Pemanfaatan Kompos untuk Pengembangan Tanaman Toga di Joyotakan, Surakarta

Pemberdayaan Masyarakat, Dosen PWK UNS Inisiasi Kegiatan Pemanfaatan Kompos untuk Pengembangan Tanaman Toga di Joyotakan, Surakarta

Tim Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota UNS yang terdiri dari Ibu Hakimatul Mukaromah S.T., M.T.  dan Ibu Ir. Kusumastuti, MURP menginisiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bersama dengan mahasiswa dalam pembuatan kompos dari sampah organik. Kompos tersebut kemudian digunakan dalam pengembangan tanaman toga sebagai produk herbal medicine di Kampung Iklim Joyotakan, Kota Surakarta.

Serah terima Alat Pencacah dan Komposter kepada RT 07 RW 05, Kelurahan Joyotakan, Surakarta pada Kamis, 11 Juli 2019 (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Hal ini bermula dari keterbatasan lahan dalam penyediaan prasarana persampahan yang tengah menjadi salah satu tantangan Kota Surakarta, terutama terkait TPA Sampah Putri Cempo yang berada di Kecamatan Mojosongo. .Kegiatan pemberdayaan masyarakat bertujuan melakukan transfer pengetahuan dan teknologi pengelolaan sampah secara berkelanjutan guna terciptanya rantai daur ulang dari sampah organik rumah tangga sampai menjadi produk herbal medicine yang tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi bagi masyarakat Joyotakan.

Kelurahan Joyotakan sebenarnya juga merupakan salah satu lokasi yang telah ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta sebagai Kampung Iklim sejak tahun 2017. Mitra dalam kegiatan ini adalah RT 07 dan RT 08, RW 05 di Kelurahan Joyotakan dengan melibatkan masyarakat serta para Ketua RT selaku Stakeholder.

Kelompok Pengelolaan Sampah RT 07, RW 05, Kelurahan Joyotakan, Surakarta. (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Demo Pembuatan Pupuk Kompos dilaksanakan bersama masyarakat dan mahasiswa PWK UNS di Kelurahan Joyotakan, Surakarta.  Kamis (11 Juli 2019) (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Pengelolaan sampah yang dilakukan menitikberatkan pada pemanfaatan sampah secara maksimal sebelum pada akhirnya dibuang. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pemisahan sampah organik dan non organik, pembuatan kompos, dan rintisan tanaman TOGA sebagai vegetasi andalan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan konsep 3R sangat diperlukan.

Pelaksanaan kegiatan terkait program kampung iklim tersebut tentunya tidak terlepas dari partisipasi masyarakat sebagai aktor utama dalam program kampung iklim. Program kemitraan yang dilakukan diantaranya berupa intensifkasi pengolahan sampah organik menjadi kompos, ekstensifikasi tanaman TOGA ke seluruh kawasan kampung iklim Joyotakan, dan pelatihan pengolahan tanaman TOGA menjadi produk herbal medicine sesuai standar mutu melalui kegiatan workshop bersama dengan tim ahli/pengusaha jamu yang telah berpengalaman.

Workshop Pengolahan Toga di Kelurahan Joyotakan, Surakarta. Sabtu (28 September 2019) (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Demo Pengolahan Toga Menjadi Jamu di Kelurahan Joyotakan, Surakarta. Sabtu (28 September 2019) (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Serah Terima Perangkat Pengolahan Toga kepada RT 07, RW 05,  Kelurahan Joyotakan, Surakarta. Sabtu (28 September 2019) (Sumber: Dokumentasi PWK UNS)

Kedepannya, tim Dosen PWK UNS berharap agar para stakeholder dan masyarakat Kelurahan Joyotakan nantinya akan semakin dapat memanfaatkan sumberdaya yang telah dimiliki secara mandiri dan kolaboratif guna melakukan pengembangan tanaman toga. Sehingga, tercipta rantai daur ulang dari sampah organik rumah tangga sampai menjadi produk herbal medicine yang tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi.

 

 

Leave a Comment