Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Sebelas Maret melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2025 di Provinsi Bali, dengan peserta dari angkatan 2022. Kegiatan ini mengusung tema “Pemerataan Infrastruktur Wilayah Kepulauan”, yang menjadi refleksi atas isu strategis pembangunan di wilayah kepulauan Indonesia. Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa mendalami bagaimana kondisi geografis dan karakter kepulauan membentuk tantangan pemerataan infrastruktur, bagaimana modal sosial berkontribusi terhadap keberhasilan pembangunan, bagaimana keterbatasan konektivitas darat–laut memengaruhi distribusi logistik dan ekonomi lokal, serta bagaimana tata kelola kelembagaan menentukan efektivitas pembangunan antarwilayah.
Perjalanan menuju Bali menjadi awal proses pembelajaran lapangan bagi mahasiswa. Setibanya di Bali bagian utara, peserta diarahkan melakukan survei awal di Kabupaten Buleleng. Kegiatan lapangan dimulai di Desa Kalibukbuk, Pantai Lovina, tempat mahasiswa memperoleh gambaran mengenai kondisi sosial budaya masyarakat pesisir, interaksi penduduk dengan aktivitas pariwisata, serta pengelolaan ruang wisata dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Sesi diskusi dengan perangkat desa membuka ruang bagi mahasiswa untuk memahami dinamika perencanaan yang dihadapi wilayah pesisir. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan observasi langsung yang meninjau pola aktivitas, kondisi fisik pesisir, dan tantangan terkait perkembangan pariwisata.


Agenda berikutnya berlangsung di Bappeda dan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. Mahasiswa mendapatkan paparan mengenai kebijakan pembangunan daerah, rencana pengembangan sektor pariwisata, serta tantangan ketimpangan antarwilayah di Buleleng. Diskusi yang berlangsung mendalam menyoroti isu-isu seperti pelayanan publik, konektivitas wilayah, dan potensi ekonomi lokal yang masih dapat dioptimalkan. Usai kunjungan kelembagaan, peserta melakukan kunjungan singkat ke Danau Bedugul untuk melihat langsung bagaimana elemen ekologi, kegiatan wisata, dan tata ruang saling berinteraksi dalam lanskap pegunungan Bali.


Kegiatan kemudian berlanjut dengan observasi di kawasan Kuta, yang dikenal sebagai pusat wisata terbesar dan paling padat di Bali. Mahasiswa mengamati struktur ruang urban pesisir, intensitas kegiatan wisata, serta kebutuhan infrastruktur pendukung dalam mengelola pergerakan masyarakat dan wisatawan. Pengamatan ini menjadi dasar bagi mahasiswa dalam memahami bagaimana tekanan pembangunan dan aktivitas ekonomi skala besar membentuk karakter ruang kota pesisir.
Selanjutnya, peserta mengikuti agenda akademik di Bappeda Provinsi Bali, tempat mahasiswa mempelajari arah kebijakan pembangunan Bali di tingkat provinsi. Paparan ini membahas tantangan pemerataan infrastruktur antarwilayah Bali, ketimpangan antara kawasan selatan dan utara, serta kebijakan strategis dalam pengembangan transportasi, konektivitas, dan pengelolaan tekanan pariwisata. Melalui diskusi yang berlangsung, mahasiswa mendapatkan perspektif makro yang memperkaya pemahaman mereka terhadap isu-isu yang telah diamati di lapangan.


Agenda akademik utama dilaksanakan dalam kunjungan ke Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Mahasiswa mengikuti Kuliah Tamu dengan tema “Pemerataan Infrastruktur dalam Mengatasi Ketimpangan Pengembangan di Wilayah Pulau: Studi Kasus Provinsi Bali”, yang disampaikan oleh Ir. I Made Arca Eriawan, MM, Tim Ahli Percepatan Infrastruktur Provinsi Bali serta Ketua Dewan Penasehat IAP Provinsi Bali. Dalam kuliah tersebut, dipaparkan berbagai tantangan empiris pembangunan infrastruktur di Bali, termasuk kondisi geografis yang kompleks, distribusi pembangunan yang tidak merata, serta strategi pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarwilayah. Kuliah tamu ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk melihat bagaimana prinsip-prinsip perencanaan diterapkan dalam konteks nyata wilayah kepulauan.


Setelah seluruh agenda akademik dan observasi selesai, peserta melakukan perjalanan kembali ke Surakarta melalui pelabuhan Gilimanuk. Kegiatan ini menutup rangkaian KKL 2025 yang memberikan pengalaman komprehensif mengenai dinamika pembangunan wilayah kepulauan, baik dari sisi lapangan maupun perspektif kelembagaan.
Pelaksanaan KKL 2025 ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan analitis mahasiswa PWK UNS Angkatan 2022 dalam memahami tantangan pemerataan infrastruktur, serta mendorong mereka untuk merancang solusi perencanaan yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui perpaduan antara teori, pengalaman empiris, dan dialog dengan para pemangku kebijakan, mahasiswa memperoleh landasan yang lebih kuat untuk menghadapi kompleksitas perencanaan wilayah di Indonesia.


